Pages

Minggu, 25 April 2010

Brother From Heaven

*Special for Alyssa Saufika Umari dan Mario Stevano Aditya Haling…*
Hope all of you like this story..

Brother from Heaven…

Sebuah taxi perlahan berhenti di sebuah rumah yang terlihat sederhana. Seorang ibu muda turun dan diiringi dua orang anak yang ikut turun dibelakangnya. Seorang adalah anak perempuan manis yang berumur 10 tahun yang sedang memeluk erat bonekanya sedangkan seorang lagi adalah anak laki-laki beurmur 12 tahun yang berdiri tegak disampingnya. Mereka bertiga menatap rumah baru mereka itu. Sang ibu tersenyum dan berbisik kepada keduanya..
“ini adalah syurga kita yang baru sayang…” kata sang ibu yang kemudian memeluk keduanya. Mereka pun masuk ke dalam rumah itu. Rumah itu memang sudah memiliki perabotan yang lumayan lengkap meski sangat sederhana. Yah ini memang adalah rumah baru yang mereka beli dari seorang saudara jauh, lengkap dengan semua yang ada di dalamnya, lagi pula mama sudah sempat membereskan rumah itu.
Sang anak laki-laki langsung berlari memasuki rumah itu, wajahnya cukup ceria meski rumah yang dia masuki sangat jauh bila dibandingkan dengan rumah lamanya yang jauh lebih besar.
“mama…. Rio tidur di kamar sendiri yah?” tanya anak laki-laki itu sambil melihat-lihat ruangan-ruangan yang ada.
“iya sayang.. kamu dapat kamar sendiri di sebelah kamar ify. Tapi sayang maaf tidak sebesar kamar kalian yang dulu. “ kata sang mama sambil tersenyum. Anak perempuan yang ada di sampingnya langsung berlari menyusul kakaknya.
Rio sudah masuk ke sebuah kamar yang terlihat minimalis. Hanya ada sebuah kasur kecil dan meja belajar yang sekaligus punya lemari pakaian dan juga sebuah kursi kecil. Yah hanya itu yang ada, gak ada lagi televisi 29 inci, playstasion dan satu rak kaset PSnya dulu. Tapi rio tersenyum.. ify yang mengikutinya dari belakang duduk di kasur rio.
“kecil kak....“ katanya sambil memegangi barbienya.
“yah gak papa fy, tapi jauh lebih nyaman..sekarang kita lihat kamar kamu yuk..“ kata rio sambil tersenyum. Mereka berdua keluar dari kamar itu dan mulai masuk ke kamar yang ada disebelahnya. Ruang kamar itu sedikit lebih besar memang dari kamar rio.
Di kamar ify semuanya juga sama dengan yang ada di kamar rio, hanya satu yang membedakannya, di kamar ify ada sebuah cermin yang cukup besar. Cermin itu mampu menampilkan bayangan ify dari ujung rambut sampai ujung kaki. Ify tersenyum lebar.. dia suka cermin itu. Dia memutar-mutar badannya di depan cermin. Rio tersenyum melihatnya. Mama mereka yang sekarang berdiri di depan pintu juga tersenyum melihat tingkah ify yang seperti seorang model cilik. Ify senang dan sepertinya tidak jadi protes tentang ukuran kamar dan kelengkapan isinya.. cermin itu sudah berhasil mengganti semuanya.
Mereka pun keluar dari kamar itu. Sekarang mereka menuju ke ruang keluarga. Disana hanya ada TV kecil berukuran 14 inci, jauh lebih kecil dari yang dulu ada di rumah mereka. Di ruang itu mereka bertiga duduk.. menatap sebuah foto keluarga yang sudah terpasang di dinding.. menatap seseorang yang sekarang sudah tidak ada bersama mereka.. papa..
******
“ma, rio pergi dulu yah.. yuk fy“ kata rio salim ke mamanya setelah selesai menyantap sarapan sederhanya. Sepiring nasi goreng dengan telur dadar yang diris tipis-tipis, buatan sang mama. mamanya tersenyum dan memberikan sebuah kotak bekal untuk rio. Ify mengikuti rio menyalami mamanya..
“ma, ify sekolah dulu yah.. dah mama ..“ kata ify sambil mencium tangan mamanya. Mamanya juga membekali ify dengan kotak makanan yang bergambar barbie, kesukaan ify.. ify tersenyum meraihnya.
Rio dan ify akhirnya berangkat kesekolah. Rio mengambil sepedanya. Dia memang punya sepeda di sini, sepeda yang diberikan oleh om-nya yang ada di jakarta. Dan rio sangat senang punya sepeda itu. Dia sekarang selalu bersepeda kemana pun. Ify naik ke boncengan rio.
“siap??!!“ tanya rio sambil menoleh ke arah adiknya itu..
“tancap kak!!!!!!“ kata ify sambil tertawa. Rio langsung memacu sepedanya ngebut. Mereka berdua tersenyum ketika rambut mereka bergoyang-goyang ditiup angin. Sesekali mereka juga bernyanyi selama perjalanan..
“bila cinta.. mengunggah hasrat.. begitu indah mengukir hatiku.. menyentuh jiwa ku.. hapuskan semua gelisah.... duhai adikku.. sahabat hatiku.. terus dekatku.. tetap disampingku.. kuingin hidupku selalu dalam peluknya...“ rio menyanyikan lagu begitu indah..
“terang saja aku menantinya.. terang saja aku mendambanya.. terang saja aku menantinya.. karna dia.. karena dia.. begitu indah...“ ify mengiringi rio menyanyikannya. Ini memang lagu favorit mereka..
“duhai kakakku sahabat hatiku... peluk diriku,.. dekaplah jiwaku...bawa raga ku melayang... memeluk bintang...“ ify membalas rio..
“terang saja aku menantinya.. terang saja aku mendambanya.. terang saja aku merindunya... karna dia.. karena dia... begituindah... begitu indah.... begitu indah... begitu... begitu indah...“
Mereka berdua tersenyum bersama.. yah suka banget mereka menyanyikan lagu itu. Lagu begitu indah yang dulunya sering dinyanyiin papanya untuk mereka. Sayang mereka sekarang hanya bisa menyanyikan lagu itu berdua..
******
Dua tahun yang lalu ketika mereka harus pindah..
Rio, ify dan mamanya terburu-buru berlari menuju sebuah kamar di rumah sakit. Papa masuk rumah sakit karena serangan jantung. Rupanya perusahaan papa pailid dan harus menanggung kerugian besar. Papa mungkin shock mendengar kabar itu dan penyakit jantungnya kambuh.
Mama sudah menangis dari tadi, air matanya tak henti-hentinya mengalir, matanya sudah bengkak.., sambil menggandeng ify mama mengajak rio berjalan cepat-cepat menuju kamar papa.
Di kamar tampak papa sudah terbaring lemah. Ada banyak alat dipasang di tubuhnya. Bahkan tabung oksigen juga ada di sebelahnya.. mama menatap papa, ada bulir air mata yang langsung menetes ketika melihat wajah orang yang mereka sayangi itu sekarang pucat pasih. Rio dan ify diam di samping papanya. Sesekali tangan ify menyentuh tangan papanya. Gadis kecil itu seakan ingin memberi tahu papanya kalau dia ada di sampingnya sekarang. Rio melihat papanya dalam diam. Ada perasaan takut yang tiba-tiba muncul di dalam hatinya. Tanpa dia sadari dia menahan sesak yang sesaat kemudian menjadi semakin menyesak di dadanya ketika mengamati tak ada reaksi dari papanya ketika dia memanggil papanya lemah.
“pa..“ mama kembali mencoba memanggil papa... papa hanya diam. Tapi kelopak matanya sedetik kemudian bergerak lembut. Mama menghapus air matanya dan kemudian mendekatkan kepalanya kearah papa, sangat dekat sampai akhirnya menyentuh kening papanya..
“ma..“ papa berkata lemah. Mama langsung menatap papa. Papa melepas masker oksigen yang terpasang di wajahnya. Mama tersenyum ke arah papa yang mulai menatap mereka sambil tersenyum.
“maafin papa yah... papa gagal ma..“ kata papa terbata-bata. Mama menggeleng.
“enggak pa. papa g salah,Papa g gagal. Mungkin rejeki kita memang cuma sampai sini. Lagi pula semuanya hanya titipan pa.. “ kata mama sambil menggenggam tangan papa, papa tersenyum.
“ma….. jaga anak-anak yah.. papa mau pergi. Maafin papa ..“ kata papa lemah.
“papa.. papa jangan bilang gitu…“ tangis mama pecah seketika. Air matanya yang tadi sempat dia hapus kini sudah kembali mengalir deras. Rio dan ify jadi ikut menangis. G sanggup rasanya kalau semua ini harus terjadi. Papa mengangkat tangannya. Mencoba menghapus air mata yang mengalir di pipi mama..
“mama jangan nangis… kasihan anak-anak..mama mesti kuat yah. Papa titip mereka.. “ mama mengangguk mendengarkan papa yang berkata dengan sangat lembut. Elusan tangan itu memang menguatkannya.
Kemudian Papa mencoba meraih rio.. rio melangkah mendekat ke papanya, air matanya mengalir melihat papa yang biasanya kuat sekarang malah terbaring lemah.
“kak rio jaga mama sama ify yah… papa percaya sama kakak. kakak memang anak laki-laki papa yang hebat.. “ kata papa sambil tersenyum ke arah rio. Rio gak tahu apa yang memberinya kekuatan mungkin senyum itu atau mungkin juga pesan itu. Yang pasti dengan mantap rio bisa mengangguk meski air mata mengalir deras di pipinya.
Ify pun mendekat ke arah papanya, dia sesegukan melihat papanya yang lemah. Papa yang selalu memanjakannya. Papa yang selalu menciumnya ketika dia tidur. Papa yang selalu membuatnya tertawa.. sekarang papa hanya bisa tersenyum dengan wajah pucatnya.
“adek… ify jangan nangis yah….. ntar cantiknya hilang. Papa gak papa kok.. papa cuma mau pergi.. Adek baik-baik yah sama mama dan kak rio.. adek juga mesti semangat, katanya pengen jadi artis.. pengen jadi penyanyi.. model dan pianis.. adek mesti semangat biar impiannya jadi kenyataan..“ kata papa sambil membelai lembut rambut ify.
“papa jangan pergi.. ify mau papa sama-sama dengan ify, kak rio dan mama.. “
“papa akan terus ada kok… papa akan selalu ada dan melihat kalian.. papa sanyang sama kalian..“
Papa mulai bernyanyi meski dengan lemah... papa memang paling suka menyanyi bersama mereka..
“...terang saja aku menantinya.. terang saja aku mendambanya.. terang saja aku menantinya.. karna dia.. karena dia.. begitu indah...“ ...
Itu lagu terakhir yang dinyanyikan papa karena setelah itu papa tak pernah bisa bernyanyi lagi. Papa sudah pergi.. ke surga...
Semenjak papa pergi mereka harus berjuang bertiga. Hanya ada mama, rio dan ify.. karena perusahaan papa bangkrut, semua milik mereka harus disita.. hanya tersisa sedikit tabungan yang kemudian di gunakan mama untuk membeli sebuah rumah sederhana di bandung ini dan membuat usaha ketering.
Dan di sinilah mereka sekarang... di bandung...
******
Rio menghentikan laju sepedanya. Ify kemudian turun dari boncengan dan tersenyum kearahnya. Mengambil tangan rio dan menciumnya.
“ify masuk dulu ya kak... dah kakak..“ kata ify sambil tersenyum. Rio juga tersenyum sambil mengacak-acak rambut ify.
“yah udah kakak pergi dulu yah.. hati-hati yah dek.. dah” kata rio yang kemudian kembali mengayuh sepedanya menuju sekolahnya. Ify sekarang sudah kelas 6 SD sedangkan rio sudah SMP.
Ify menatap punggung kakaknya dengan tatapan sendu. Masih terbayang dulu kakaknya tidak pernah menggunakan sepeda, setiap hari ketika mereka berangkat ke sekolah mereka pasti dianter sama papa, dengan mobil Mercedes papa yang berwarna hitam.. tapi sekarang mereka harus ke sekolah dengan sepeda.
“hai fy... “ seseorang menepuk bahu ify. Ify tersenyum ke arah sahabatnya itu.
“hai via... “ kata ify sambil tersenyum. Di sekolah yang ini sudah dua tahun ify bersahabat dengan sivia. Gadis manis mojang bandung asli ini memang ramah banget sama dia. Via juga yang membuat ify suka tinggal di bandung ini.
“fy, pulang sekolah ke rumah aku yah, kamu kan belum pernah ke rumah aku.“
“hm, ntar deh aku ijin sama kak rio dulu.“
“siiip!! kan g jauh juga dari rumah kamu.“
Mereka berdua pun berjalan masuk ke kelasnya.
******
Ify di bonceng rio dari rumah sivia, dia tadi bener-bener jadi mampir ke rumah sivia dan sekarang rio sudah menjemputnya dengan sepeda kesayangannya. Dari rumah sivia tadi ify terlihat diam terus.
“fy ada apa?“ tanya rio yang masih mengayuh sepedanya. Ify yang di belakang punggung rio masih sibuk dengan pikirannya sendiri. Pikirannya masih lekat pada Grand Piano yang ada di rumah sivia. tadi ify sempat mainin piano itu. Sudah sangat lama semenjak semuanya terjadi. Dulu ify punya piano di rumahnya. Biasanya ify selalu main piano dan rio menyanyi untuknya. Papa dan mama suka sekali mendengarkan kolaborasi keduanya. Papa dan mama sempat bilang, “mendengar kalian bagaikan mendengar suara dari surga..“ tanpa ify sadari air matanya sudah mengalir..
“fy.. ada apa?“ tanya rio lagi karena dari tadi ify gak nyahutin dia. Rio kaget ketika dia mendengar isak tangis dari belakang. Rio langsung menghentikan kayuhanya.. dia turun dari sepeda dan melihat ify yang sekarang menunduk di belakangnya..
“ada apa fy?“ tanya rio lembut sambil membelai lembut rambut adeknya itu. Ify akhirnya sesegukan dan langsung memeluk rio.
“ify kangen papa kak.. ify kangen rumah kita yang dulu.. kangen saat-saat kita nyanyi bareng papa, kangen saat-saat ify main piano dan kakak nyanyi.. mama dan papa dengerin kita, tersenyum ke arah kita.. memeluk kita dan bangga pada kita..“ tangis ify pecah. Rio diam.. dia mengerti perasaan ify. Dia juga merasakannya, melihat rumah via tadi memang seperti melihat rumah mereka yang dulu. Meski berbeda tapi suasananya memang sama. Papa dan mama sivia tadi ada, menyimak permainan piano ify, rio sempat melihatnya tadi ketika dia menjemput ify jam 3 seperti yang sudah di janjikan.
Rio membelai rambut ify lembut dalam diam, mencoba menenangkan adik kesayangannya itu yang sekarang sedang menangis dalam pelukannya. Sudah lama dia g ngelihat ify nangis semenjak papa pergi dua tahun lalu dan mereka pindah ke bandung. Mereka memang berubah menjadi anak-anak yang kuat karena mereka sadar hanya mama lah yang sekarang berjuang untuk mereka, mereka sama sekali g mau membuat mama semakin susah dan sedih.
“sudah yah fy.. kita pulang sekarang, kasihan mama nanti khawatir..“ kata rio beberapa saat kemudian. Ify langsung melepaskan diri dari pelukan rio. Tangannya mulai menghapus air mata yang masih mengalir di pipinya.
“sudah.. sekarang senyum yah..” kata rio sambil tersenyum mengangkat wajah ify mencoba menatap lembut mata bening itu, mengalirkan energi agar sang pemilik mata bening itu bisa lebih tegar. Ify akhirnya mencoba tersenyum. Mereka pun pulang ke rumahnya. Yah, hanya seperti itu cara rio menenangkan ify, memeluknya, membiarkan ify menangis sejenak lalu kemudian mengajaknya untuk kembali tersenyum. Meski hati rio juga menangis, dia tidak akan pernah membahas perasaan sedihnya.. cukup dengan diam dan dia yakin itu akan lebih baik bagi ify..
“aduh.. kalian dari mana aja sih?” kata mama ketika mereka masuk ke dalam rumah.
“dari rumah temen ma, oh iya ma tadi bu ima bilang mau minta tambahan jumlah kroketnya..“ kata ify sambil salim ke mamanya. Mama ify cuma mengangguk. Rio sudah pergi ke kamarnya. Mulai asik dengan bukunya.. rio memang kutu buku. Semenjak tidak ada PS yang biasa menemaninya, rio jadi anak yang seneng banget baca. Apa pun dia baca, dari mulai Koran, majalah, buku pelajaran, semua yang bisa dibaca akan dia baca. Rio bahkan rela menyisihkan uang saku yang diberikan mamanya untuk membeli buku di pasar loak. Berkat buku-buku itu rio tumbuh menjadi anak yang berwawasan luas dan berkat buku juga dia bisa jadi juara terus dan dapat beasiswa.
Ify membantu mamanya di dapur. Menyiapkan makanan-makanan ringan pesanan warung-warung yang akan diantarkan rio pagi-pagi sekali sebelum berangkat ke sekola bersama ify.
******
Hari ini ify dan rio berangkat ke pasar setelah tadi menyebarkan makanan-makanan yang sudah dipesan. Rio mau beli buku lagi katanya. Sedangkan ify, uangnya selalu dia tabung.. entah sudah berapa sekarang. Sepertinya dia punya keinginan untuk membeli sesuatu. Tapi dia g pernah bilang mau beli apa..
Rio sedang melihat-lihat buku yang ada di pasar itu… Ify juga.. dia juga suka membaca buku, tapi biasanya dia cukup pinjam dari rio. Rio sendiri terkadang membelikan satu buku pilihan ify dengan uang sakunya. Rio memang kakak yang baik..
“kak ini bagus deh..” kata ify sambil menunjukkan sebuah buku berjudul ‘Essensial Song : Love Standards’.. rio mengambil buku itu dari tangan ify. Mencoba meneliti buku itu, buku itu adalah buku lagu, buku yang memuat banyak lagu, buku yang berisi lagu-lagu yang dimainkan dengan piano…itu buku piano... rio menatap ify sejenak. Mengerti kalau sang adik masih suka banget sama piano.
“tapi fy.. kita g punya piano lagi..” kata rio akhirnya. Wajah ify berubah sendu. Harusnya memang dari awal dia sadar kalau dia g punya piano. Untuk apa beli buku yang sama sekali g bisa dia pake dan praktekin.
“yah.. gak papa sih kita beli aja“ kata rio lagi dia g tega melihat wajah adiknya yang tadi sudah bersinar cerah seketika berubah sendu .. Ify menggigit bibirnya dan kemudian menggeleng.
“gak usah kak“
Rio tersenyum menatap ify yang sekarang tertunduk lesu.. “gak papa fy, siapa tau mungkin kita nanti punya piano lagi.. who knows??“ kata rio yang langsung membayar buku itu. Buku itu memang bukan buku sembarangan. Bukan buku murah.. tapi untungnya mereka mendapatkannya di pasar itu. Jadi masih terjangkau dengan uang saku rio yang sama sekali gak gede.
Ify tersenyum menatap rio yang memberikan bungkusan plastik buku piano itu kepada ify. Kak... kakak baik banget.. ify bahagia punya kakak.. kakak memang kakak yang paling baik.. kakak yang dikirimkan dari surga untuk ify......
*****
Rio membaringkan tubuhnya di kasur.. dia masih memikirkan apa yang terjadi tadi sore…
“uang tabungan ify hilang kak?” ify terisak. Rio memeluk ify yang sedang menangis di taman. Rio g sengaja tadi melihat sosok adiknya sedang duduk di taman sendirian ketika dia mau mengambil tempat makanan dan uang dari makanan yang dititip ke warung-warung tadi pagi. Rio terkejut ketika melihat ify ternyata sedang menangis..
“sudah yah fy… mungkin memang bukan rejeki ify.” Kata rio yang membelai lembut rambut ify. Ify masih saja terus terisak.
“tapi kak…. Ify udah nabung uang itu sejak lama. Ify mau beli piano kak.. tapi tadi uang itu malah dicopet..” ify kembali terisak. Rio terdiam di tempatnya dia sama sekali g tahu kalau ternyata yang diinginkan ify ternyata hanya piano.. yah piano..
Sepertinya semenjak pulang dari rumah sivia waktu itu hanya piano yang ify inginkan. Rio membelai lembut rambut ify lagi, melepaskan pelukannya sesaat dan menghapus air mata ify..
“hm.. jangan nangis dek. Mungkin nanti akan dig anti dengan yang lebih baik.. percaya deh..” kata rio sambil tersenyum. Melihat rio tersenyum, ada perasaan tenang yang langsung meliputi hatinya yang kacau. Kak rio benar, mungkin ini ujian.. dan mungkin nanti akan diganti dengan yang lebih baik..
Hm… fy,,, lo g perlu nangis lagi. Kakak bakal usahain supaya ify dapet apa yang ify inginin……. Karena kakak sayang kamu dek..
Rio kemudian mengangguk mantap.. gue harus nabung…!!!
******
Hari ini adalah hari ulang tahun ify yang ke 13 tahun.. mama sudah membuatkan sebuah kue tart coklat yang cantik banget, kue yang diatasnya ada hiasan bunga dan buah cherry, di atas kue itu ada duah buah lilin yang berbentuk angka satu dan tiga yang diatasnya juga ada tulisan nama ify,, Alyssa saufika umari. Ify duduk di ruang keluarga dengan mata tertutup. Rio sengaja menutup mata ify. Mama sudah meletakkan tart itu di meja yang ada di depan ify.
Perlahan rio membuka penutup mata ify.. ify langsung membuka matanya yang kemudian langsung berbinar-binar melihat kue yang ada di depannya.
“selamat ulang tahun sayang…” kata mama ify sambil menyodorkan kue tart coklat yang ada lilin berbentuk angka 13 diatasnya. Rio mengambil posisi di samping ify.
“thanks ma.. thanks kak..” kata ify sambil menatap mama dan kakaknya satu persatu. Ada sebuah senyuman manis yang lekat di wajahnya dan juga kedua orang yang paling dia sayangi itu..
“tiup lilinnya fy.. tapi jangan lupa make a wish dulu..” kata rio sambil menepuk pundak ify. Ify mengangguk. Dia memejamkan matanya dan mulai berdo’a sambil menengadahkan tangannya. Sesaat kemudian.. “amin..” ify mengusapkan telapak tangannya ke wajahnya. Ify kemudian mencondongkan mukanya.. “huhhhhhhhhhhhhff”.. dia meniup lilin yang ada di depannya..
Rio kemudian berlari ke ujung ruangan.. “tada…” kata rio sambil memperlihatkan sesuatu yang terlihat seperti sebuah kotak besar yang ada di atas sebuah meja yang ditutupi oleh selembar kain penutup berwarna putih.. ify terpana melihat rio dan hadiahnya itu.
“apa ini kak?” tanya ify ambil mendekati rio.
“kado dari kakak dan mama..” jawab rio sambil tersenyum.
Ify berjalan mendekati kado dari rio dan mamanya itu. Perlahan tangan ify mencoba menyentuh kotak besar itu... dan akhirny mencoba membuka kain penutup berwarna putih yang menutupi benda berbentuk kotak itu.
Ify menutup mulutnya dengan kedua tanggannya. Matanya terbelalak, air mata haru mengalir di pipinya. Ify benar-benar tak bisa menahan perasaannya. Seakan-akan ribuan kupu-kupu ingin keluar dari tubuhnya saat itu juga. Ify langsung memeluk mamanya dan juga kak rio. “Thanks ma..” …“thanks kak.”
Rio dan mamanya hanya tersenyum dan membalas pelukan ify.
“fy, ayo dicoba..” kata rio sambil menarik kursi dan meletakkannya di depan benda itu. Ify duduk dengan santai. Jemari tangannya mulai menyentuh bagian putih dari benda hitam itu.. dan akhirnya jemarinya itu mulai menari di atasnya..
Benda berbentuk kotak hitam itu adalah organ yang dibeli oleh rio dan mamanya kemaren. Rio sudah menabung untuk membeli organ itu. Dan mamanya.. mama rio membelikan table stand untuk organ baru ify. Yah mereka memang g sanggup jika harus membeli grand piano yang bisa sampai 100 juta itu.. hanya organ yang bisa mereka belikan untuk ify.. tapi bagi ify, organ yang diberikan oleh mama dan kakaknya itu bahkan lebih berharga dari pada grand piano paling mahal sekali pun.
Jari-jari ify terus menari mengiringi kebahagian yang ada dihatinya.. yah bahagia karena di umurnya yang ke 13 tahun dia masih diberikan kesempatan untuk bersama dengan mama dan kakaknya.. dan meski sekarang papa g bisa bersama dengannya ify yakin papa melihat dia dengan bahagia disana..
Terima kasih ya Allah, engkau telah memberikan anugerah kepada ku untuk memiliki keluarga yang benar-benar menyayangiku.
Papa yang selalu menyayangiku, yang akan selalu ada untukku… selalu ada di hatiku sampai kapan pun..
Mama yang selalu berjuang untuk ku dan kak rio.. mama yang selalu menyayangi dan perhatian padaku.. mama yang hebat dan akan selalu jadi yang terhebat…….
Dan Engkau bahkan memberikan seorang kakak paling baik di dunia ini untukku...
seorang kakak dari surga.... kak rio..
Sejenak ify menutup matanya, mencoba terhanyut dalam alunan organnya, mencoba menyalurkan rasa syukurnya lewat alunan nada yang dia alirkan dari jemari-jemari tangannya..... ify ingin saat ini tak pernah berakhir.. kebahagian ini....
thanks pa.. thanks ma.. thanks kak rio... kalian akan selalu menjadi orang-orang paling berharga bagi ify.,, selamanya.....
******
Jakarta... 24 April 2010.. Konser “voice of heaven“
Suasana MGK Jakarta benar-benar ramai hari itu.. sebuah konser tunggal akan dilakukan oleh seorang penyanyi, model sekaligus pianis muda bernama Alyssa Saufika Umari..
Lampu sorot mengarah ke tengah panggung. Suara tepuk tangan dan sorak sorai penonton yang memenuhi MGK itu pun terus membahana.. tiba-tiba semuanya sunyi senyap ketika denting pertama dari piano dialunkan… tampak ditengah panggung seorang wanita cantik duduk di depan sebuah grand piano berwarna putih.. jemari tangannya menari mengalunkan alunan denting piano yang amat merdu. Wajahnya yang cantik kemudian tersenyum ke arah sisi panggung yang lain..
Di sisi panggung yang lain sesosok laki-laki mulai disorot oleh lampu.... laki-laki itu kemudian mengangkat kepalanya dan mulai bernyanyi dengan diiringi denting piano sang pianis… dibelakang panggung seorang ibu tersenyum menatap keduanya… bangga..
....Dan sekarang semua menjadi kenyataan…
Impian ku... tercapai......

.....Papa, sekarang papa bisa lihat..., ify sudah jadi pianis..pa..
.. dan sekarang ify dan kak rio sedang menyanyikan sebuah lagu untuk papa..
semoga papa bisa mendengarkannya...
mendengarkan suara kami dari surga......
karena ify yakin sekarang papa sudah ada di surga...

...Thanks kak rio..
Karena kakak adalah kakak terbaik untuk ify...
Kakak yang dikirim dari surga untuk ify..

>>>>>>>>>>penampilan Mario Stevano Aditya Haling dan Alyssa Saufika Umari<<<<<<<<< ******* “saudara adalah anugerah paling berharga yang pernah kau miliki..“ “Karena saudaramu adalah orang yang diutus Tuhan untuk selalu menyayangi dan mendampingimu.. Orang yang akan selalu menerima mu dengan segala yang ada pada dirimu... ...Maka sayangilah saudaramu seperti kau menyayangi dirimu sendiri Karena dia adalah hadiah dari surga untuk mu..“ ***** Special For my beloved brothers... Muhammad Dani Suarman, Ahmad Syukri, Muhammad Rizki and all my brothers n sisters that I can’t mention one by one…. I love all of u… you are the gifts that Allah gave for me from the heaven… 25 April 2010 With love… Yuliana indriani..
______________The END___________________

*special for Alyssa and Mario.. ..I always love both of you and all idola cilik… hope everyone of you will be a successful person in the future…. Chayo!!!! >>>>>>>>>>>>>><<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<
Hua.. maaf yah kalau kurang puas.. lagi-lagi alur saya, bolak-balik maaf kalau jadi pusing.. yah karena memang jalan pikiran saya suka bolak-balik gitu deh jadi mungkin menurun juga sama anak saya ini.. (loh???)
Sebenarnya saya mau masukin adegan penampilan rio dan ify kemaren, yang katanya malah ada adegan tangan rio ngarah ke ify, tapi karena g bisa nonton kemaren jadi g bisa nulisinnya.. maaf yah.. but yah dengan segala kekurangan yang ada saya harap semuanya suka membaca cerita ini.. thanks.. saran dan kritiknya ditunggu. ^^

4 komentar:

  1. pas liat blognya ify kemarin, ada link blog ini. Dan ternyata.. keren banget kak! bikin lagi ya kak yang lebih panjang, rame lo beneran :)

    BalasHapus
  2. thanks nadahasya... iya ntar di bikin lagi kok. :)

    BalasHapus
  3. boleh ga , aku coppas ke blog aku
    tapi tetep ada nama kamu ogg , pengaranggnya
    gaapa kan ?

    BalasHapus
  4. elly : boleh kok.. asal yah itu tadi ada nama pengarangnya dan juga dikasih link ke blog ini kalau bisa. thanks yah ^^

    BalasHapus