Pages

Kamis, 15 April 2010

memories of MOM

hm... all ini ada cerpen saya yang sudah saya post dio idola cilik lovers.. dan ini adalah cerpen pertama saya yang di post....
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>><<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<

hai semua............... ehm... Cuma mau nyoba sesuatu yang baru nih... bikin cerpen... hua ternyata jauh lebih susah yah… aku masih perlu banyak belajar… kali ini tolong banget yah saran dan kritiknya agar aku bisa menulis lebih baik lagi….. hope u like it.... oya... karena ku cinta lanjut hari senin yah… koment cerpen ini aja dulu…. Thanks a lot yah… ^_^…


Memoaries of Mom

Sabtu, 06 Desember 2008, 06.47…. bus Indralaya…
Angin menerpa wajahku dari sela-sela kaca jendela bus yang sengaja terbuka.. aku hanya menatap pemandangan di sepanjang pinggiran jalan yang menghubungkan Indralaya dan Palembang. Tak ada yang special memang dari pemandangan itu, sepanjang jalan hanya penuh dengan rawa-rawa yang tidak produktiv. Yah, jalan indralaya-palembang memang sangat membosankan..
Drrrrrrrrrtttt…. Drrrrrrrrrrrrrrtt…
HP yang ada di tas ku yang sengaja ku pangku bergetar. Aku langsung mengambilnya.
By : D Ummi
” jadi pulang hari ini ? ” cepat-cepat jariku menari memencet tombol-tombol di HP Sony Ericson W200i warisan dari mama ku..
To : D Ummi
” iya ma… habis kuliah di bukit nanti langsung pulang ”
Aku kembali memasukkan HP ku kedalam tas. Hari ini aku akan pulang, sudah dua minggu aku g pulang, kangen juga... Aku memang harus kost untuk kuliah di Indralaya karena jarak dari rumah ku ke indralaya bisa sampai 3 jam, jadi aku g mungkin harus pulang-pergi dari rumah, terlalu tidak efektiv.

07.00, bus Indralaya...
“mb, ongkosnya...“ kata seorang laki-laki sambil menyenggol bahu ku. Tanpa sadar ternyata aku tadi tertidur. Mungkin karena aku kecapean mengerjakan tugas introduction of Accounting yang diberikan oleh Bu luk-luk.. aku mengeluarkan uang selembar 5 ribuan dan selembar uang seribu. Ongkos Indralaya-Palembang memang 6 ribu kalau bukan hari kuliah. Dan ini hari sabtu… g ada mahasiswa indralaya yang kuliah.. Aku?? Aku memang aneh, satu-satunya anak indralaya fakultas ekonomi angkatan 2008 yang milih buat masuk kelas Internasional yang kuliah di Palembang hari Jum’at dan Sabtu.
Aku kembali menatap keluar jendela... kali ini sudah sampai di Kertapati, kurang dari 30 menit lagi aku sampai di Palembang.. mata ku tiba-tiba menatap tempat yang tidak asing lagi bagi ku…
“mama…” aku hanya bisa memanggilnya dalam hati.. aku diam dan langsung mengalihkan pandanganku.

07.25, palembang.. di depan Mesjid Agung
Aku turun dari bis Indralaya di depan sebuah mesjid yang paling terkenal di Palembang, Mesjid Agung Palembang, mesjid yang terletak tepat di depan jembatan Ampera. Aku menunggu bis lagi untuk melanjutkan perjalanan ku ke Universitas Sriwijaya kampus Bukit.. UNSRI memang punya 2 kampus, di Indralaya dan di Bukit Palembang.
Tak lama menunggu aku pun bisa naik ke Bis Bukit yang berwarna Biru.. Bis yang paling terkenal suka ngebut dan g tertib lalu lintas. Bis sudah penuh oleh mahasiswa dan orang-orang umum.. asap rokok ada di mana-mana..
“bagaimana generasi muda bisa jadi lebih baik dan pintar??? Tiap pagi yang dihisab Cuma racun dari polusi kendaraan dan roko...!!“ aku kembali memilih duduk di samping jendela.. aku paling g tahan bau rokok..
7.40, kampus UNSRI Bukit...
Aku turun dari bis bukit dan berjalan tergesa-gesa menuju Kelas... “semoga saja bu luk luk belum dateng.. kalau telat g ada ampun... g bakal bisa ikut kuliah!!“ .
Aku sampai di kelas. Belum ada bu Luk luk.. aku sedikit lega.. aku tersenyum ke arah teman-teman IC-ku.. (IC adalah International Class,,, khusus ada untuk fakultas Ekonomi dan Kedokteran... dan kuliahnya menggunakan B. Inggris untuk mata kuliah yang telah ditentukan..)
“dari Indralaya, fy??“ tanya sivia yang selalu duduk di dekat ku. Aku mengangguk dan langsung duduk di kursi yang memang telah disiapkan oleh via.
“ada apa vi, kok murung?“ aku melihat sivia yang biasanya ceria sekarang sedikit murung.
“g ada apa-apa kok... nanti aja aku cerita pas di kantin.. ”
”morning class....“ ibu luk-luk masuk ke kelas. Pembicaraan pun terpaksa di hentikan..

10.00, kantin “Pantai”
“ada apa vi?“ tanya ku ketika kami berdua telah duduk di kantin.
“hm.. aku mau cerita… tapi agak privasi, aku percaya hanya dengan kamu fy..” kata sivia sedikit serius. Sangat jarang dia ingin berbicara masalah pribadinya.. bahkan belum pernah selama kami kenal di bangku kuliah.
“aku bertengkar dengan ayah….” Kata sivia pendek.
“kenapa?“
“aku... aku kesal.. aku benci ayah...“ sivia terlihat emosi.
“iya... tapi kenapa??“ aku masih g ngerti apa-apa.
“hm.... ayahku dia mau aku pulang.“
“loh? Kenapa marah? Wajarlah kalau ayah kamu kangen sama kamu vi..“
“tapi aku g mau pulang...... aku g mau lihat istri dan anak-anaknya..“ aku terkejut mendengar perkataan sivia barusan. Apa maksudnya istri dan anak-anaknya??
“ibu ku sudah meninggal fy... waktu aku kelas 2 SMA dan ayahku sudah menikah lagi dan juga sudah punya anak..” sivia menjelaskan.
“berarti itu via punya ibu tiri?“ sivia mengangguk.
“iya... dan aku benci dia!! Dia seenaknya saja mengambil posisi ibu ku..“
“tapi kenapa? Dia jahat?“
“enggak fy... tapi aku Cuma g terima saja semua itu..“
Sivia menceritakan semua yang terjadi. Ketika dia kelas 2 SMA, ibunya meninggal karena sakit. Dan hanya selang beberapa bulan ayahnya sudah nikah lagi tanpa ijinnya. Dia marah dan langsung pergi dari rumahnya.. dia kabur kerumah neneknya dan sekarang tinggal di rumah tantenya..
Pikiranku pun melayang jauh.. jauh.. jauh kemasa laluku..

1995, palembang, rumah kakek..
“apa??!!!“ tante ku sedang berbicara di telpon. “g mungkin....“ air matanya langsung deras mengalir di pipinya. Aku yang sedang bermain dengan boneka ku menghampirinya..
“ada apa tante??? Kok tante nangis?? Ify nakal yah ? ” kata ku sambil menari-narik gamis tanteku. Tanteku masih menangis.. dia memeluk ku erat.
“mama…. Sayang…. Mama….” Tanteku memelukku erat seakan ada kepedihan yang benar-benar besar menghampiri keluarga kami… aku terdiam dan tanpa aku sadari aku juga ikut menangis..

1995, Hari pemakaman…
Aku tak tahu apa yang terjadi, yang aku tahu mamaku sedang terbujur kaku.. rumah kakek hari itu benar-benar rame.. aku dan kakak ku hanya diam. Papa ku sedang membaca yasin bersama orang-orang.. aku tetap belum mengerti apa-apa... aku hanya duduk disamping mamaku yang terbujur kaku.
“sayang... sekarang cium mama yah...“ kata tante ku lembut namun dengan nada kesedihan.. aku langsung mencium mamaku.. ciuman yang terakhir.. semenjak hari itu aku tak pernah bisa mencium mamaku lagi.. aku tak pernah bertemu dan melihatnya lagi..
Semua orang kemudian pergi... pergi membawa mamaku entah kemana..
Aku tak ingat apa-apa lagi setelah itu.. mungkin aku memang ingin melupakannya.
........

1996.. rumah ku di kompleks guru..
Aku, papa dan kak dayat ada di kamar, ini jadwalnya tidur siang bareng karena ini hari minggu... dan itu artinya papa g ngajar dan full time menjaga kami.. biasanya aku hanya di temani bibi..
“sayang... pengen g punya mama lagi?“ tanya papaku ketika kami bertiga sedang siap-siap tidur siang.
“mama?? Pengen..“ kata ku sambil tersenyum.
“kalau dayat?“ tanya papa kepada kak dayat yang memang berumur 2 tahun lebih tua dari ku..
“kalo dayat terserah adek aja pa..“,,, “yee... kak dayat ikut-ikut ify mulu…”
“jadi... papa boleh nikah lagi??“ tanya papa sambil memandangi wajahku.
“boleh dong papa sayang...“ kata ku sambil mencium papa..
................
1996, Palembang.. hari pernikahan papa.. rumah kakek
“kenapa ify nangis????“ tanya tanteku..
”mau sama papa.... mau sama mama..“ aku menangis karena aku dipisahkan dari papa dan tante yang sekarang menjadi mamaku..
“kenapa mau sama dia??? Dia itu bukan mama kamu!!! Bukan!!! Mama kamu Cuma satu!!! Dan udah g ada !! “ kata tanteku marah sambil membiarkan aku sendirian menangis. Kakak ku memelukku..
“sudah yah ify... besok kita ketemu kok sama papa... ketemu mama juga...“ kata kak dayat sambil mengusap-usap rambutku.
Sejak itu aku g respek sama tanteku... aku g suka dibentak... aku juga sayang mama...
..........
1997, rumah baru kami....
“ify.....!! sudah yah jangan pake kipas angin lagi!! Nanti kamu masuk angin!!“ kata mama sambil mematikan kipas angin.
“enggak!!! Ify mau kipas angin!!“ kata ku sambil membentak mama.
“nanti kamu sakit!!“ kata mama.
“tante jahat!!!!! Ify mau sama mama ify... ify g mau sama tante!!!“ kata ku sambil berlari ke ruang keluarga mengambil album yang berisi foto mama..
Mama menangis mendengar kata-kataku yang memanggilnya tante.. padahal sejak papa dan mama menikah aku selalu memanggilnya mama.. dia juga menangis melihat aku memeluk dan mencium foto mama kandungku..
“yah sudah!!! Temui saja mama kamu!!! Mama kamu!!!!! Mama kamu yang sudah dikubur!!!“ tanpa sadar mama langsung mengatakan semua itu sambil menangis.
Hanya ada aku dan mama sore itu, papa dan kak dayat sedang di mushola. Aku terdiam, aku marah.... tapi entah kenapa hatiku langsung sakit ketika aku melihat mama sedang menangis terseduh-seduh... aku sadar mama lah yang telah merawat aku, kak dayat dan papa selama satu tahun ini.
Memoriku bercampur baur,,, pernikahan papa, mama meninggal,, aku menyetujui pernikahan itu,,, aku mulai memanggil tante mama, aku mencim mama ku untuk terakhir kali,,, aku mencium mama baruku... aku dimarahi tante.. “dia itu bukan mama kamu!!!!“... dadaku sakit seketika... aku mengerti rasa sakit yang mamaku rasakan..
Aku mendekati mamaku, memeluknya dari belakang... dia masih menangis,, tangan kecilku makin erat memeluknya..
“mama....“
Mama membalikkan badannya.. matanya masih basah...
“mama... maafin ify...“
Mama balas memelukku... kami menangis bersama.
Sejak saat itu aku berjanji kepada diriku untuk tidak membuat mamaku menangis lagi selamanya.. dialah mamaku... mamaku... bahkan aku g pernah mau menyentuh album itu lagi...
......

Palembang, 13.00, Bis kota.
Aku memandang kearah jendela.. pikiranku masih melayang jauh ke masa lalu ketika Hpku kembali bergetar.
By : k‘ Dayat
“dimana fy? Jadi pulang ke rumah…? Bareng mau?”
To : k’ Dayat
“udah di bis.. mau kepasar dulu.. boleh, kakak dimana?“
By : K‘ Dayat
“ketemuan di pasar aja yah.. di depan Toko Buku Fitroh”
To : K’ Dayat
“ok..”

14.05, Palembang, Depan Toko Buku “Fitroh”
Cuaca semakin panas.. Aku menunggu kak dayat sambil mengedarkan pandanganku kesegala arah. Mata ku berhenti pada pemandangan yang membuat hati ku terenyuh. Seorang ibu sedang mengendong bayinya, dan… meminta-minta… “tega sekali… apa g kasihan anak sekecil itu sudah harus terkena sinar matahari seteri ini… di pakai sebagai alat meminta belas kasiha orang..”
“ify…” panggil kak dayat sambil melambaikan tangannya. Aku tersenyum kearahnya. Dia menghampiri aku yang masih memandang ibu dan anaknya itu..
“kadang anak itu bukan anak kandungnya… hanya di sewa untuk mendapatkan uang..” kata kak dayat sambil menepuk bahuku..
“iya.. g mungkin seorang IBU tega seperti itu… ify yakin wanita itu bukanlah seorang ibu.. seorang ibu g akan mau anaknya terluka, lecet, digigit nyamuk.. bahkan merasa kepanasan sedikitpun..”
Aku dan kak dayak berlalu dari tempat itu... sama sekali g mau melihat Ibu itu lagi.. dan dalam hati hanya bisa berdo’a semoga ibu itu bisa memiliki hati seperti seorang Ibu… seperti Mama…
“fy, kita beli kue dulu yah… buat mama..” kata kak dayat ketika kami melewati sebuah toko kue. Aku mengangguk.
“iya…. Brownis aja.. mama suka..” aku dan kak dayat pun masuk ke toko itu dan membeli brownis kesukaan mamaku..

15.00, angkot, jalan Palembang – Pangkalan Balai..
Aku duduk disamping kak dayat. Diam memikirkan sesuatu.. memikirkan perkataan sivia tadi siang..
“jadi kamu sayang sama mama kamu yang sekarang?”
“iya... kenapa aku mesti benci?? Mama lah yang telah merawatku selama ini, menjagaku, memanjakanku dan yang pasti menyayangiku..“
“mama kandung mu??“ aku terdiam.. sudah lama aku g memikirkannya. Aku g sadar kalau selama ini aku bahkan melupakannya..
Lama aku terdiam.. pertanyaan itu terasa sulit bagiku.. mama kandung ku?? Aku pastinya sayang.. tapi..
“... mamaku.. yah mamaku...“ jawabku akhirnya. Sivia menatapku dengan tatapan g ngerti..
“ selama ini, yang aku tahu mamaku yah mama... aku mungkin terlalu kecil untuk mengingat semuanya,, dan sekarang semakin aku mencoba membayangkan mama kandungku, hanya mama yang ada di pikiranku..“
Sivia terdiam mendengarkan kata-kata yang keluar dari mulut ku... aku juga...
“kamu... kamu... kenapa bisa melupakan mama kamu??? Mama yang sudah melahirkan kamu.... Mama kandungmu... kenapa bisa???“ sivia menghujaniku dengan pertanyaan yang benar-benar menusuk jantungku.. pertanyaan yang benar-benar membuat dadaku sesak...
..........
“fy, mikirin apa?“ tanya kak dayat sambil melihat kearahku, sepertinya dari tadi dia sudah memandangiku.
“g kok.....“ aku langsung menghadapkan muka ku ke jendela.. aku g mau kak dayak melihat mataku yang mulai berkaca-kaca..
....aku.. anak macam apa???...

16.00, rumahku..

“assalammu’alaikum...“ kataku dan kak dayat ketika memasuki rumah...
“wa’alaikummussalam...“ mama ku menyambut kami. Aku dan kak dayat langsung menyalami mama. Aku memberikan brownis kepada mama.
“loh bawa apa ini?“ tanya mama sambil menyambut brownis itu.
“brownis ma.. kesukaan mama..“ kata kak dayat sambil masuk ke kamarnya.. mama tersenyum kearah kak dayat dan aku .. senyum itu.... aku... aku lupa bagaiman senyum mamaku..... maksudku mama kandungku....
Aku masuk ke kamarku.. menangis sambil memeluk bantalku..
Aku ini anak macam apa?? Kenapa aku bisa lupa sama mamaku sendiri?? Kenapa aku tak pernah mau mengingatnya.. bahkan aku lupa dengan senyumannya.. lupa dengan kasih sayangnya.. lupa bahwa aku punya mama yang sudah tiada.... padahal setiap minggu aku melewati tempat peristirahatannya.. bahkan aku memalingkan wajahku tiap kali melewati tempat itu!!! Aku ini anak macam apa????!!!...

“ify.... kenapa sayang..?“ panggil mama dari luar kamarku.. g biasanya memang aku langsung mengunci diri dalam kamar.
“g papa ma.. ify sedang cape aja..“
“yah sudah… mama sama papa mau pergi dulu yah.. itu makan malamnya sudah mama siapkan.. kamu makan sama kak dayat aja yah nanti.. “
“ iya ma… “

19.00, ruang tengah….

“nyariin apa fy ? “ kata kak dayat yang melihat aku mengacak-acak isi lemari..
“foto… “ jawabku singkat… kak dayat memandangku heran.
“foto siapa??“
“foto mama....“
Kak dayat terkejut.. album itu... album itu sudah sangat lama terlupakan... tak pernah sekalipun aku dan kak dayakt melihatnya lagi.... aku tak memperdulikan kak dayat yang terdiam. Aku langsung masuk ke kamar setalah berhasil menemukan album besar berwarna pink......

19.30, kamarku....

Aku memandangi foto-foto yang ada di album itu.. benar-benar beda... aku bahkan tak bisa mengingat semua yang ada di situ...
Foto aku waktu masih kecil, foto kak dayat masih kecil.. foto aku dan kak dayat di ayunan.. foto aku di gendong papa.. foto kak dayak nangis, foto kak dayat makan es krim.. foto aku nangis.. foto papa, aku dan kak dayat.. foto aku di gendong,... mama...
Aku membalik halaman demi halaman berikutnya.. air mataku mengalir deras.. mama... semuanya penuh foto mama..
Mama sedang mengendong kak dayat.. Mama mengendongku dan menuntun kak dayat..mama dan papa...papa dan mama mengendong kak dayat.. mama memangku ku.. mama menyuapiku.. mama menciumku... mama, papa, kak dayat dan aku...
Benar-benar telah lama aku melupakan semua itu...........

20.00, kamarku...
Air mata ku masih mengalir... album foto itu sudah selesai ku bolak balik,, aku terduduk disamping ranjang sambil memeluk album itu... tiba-tiba aku melihat sebuah kertas yang sudah lusuh.. tersimpan di balik album foto.. sebuah puisi.., aku ingat pernah menulisnya ketika SD.. ketika seorang orang temanku mengejekku dan bilang kalau mamaku sudah ga ada!!

Surat untuk Bunda..
Bunda...
Ku arungi dunia tanpa mu..
Ku lalui jalan berliku tanpa mu..
Ku daki gunung tinggi tanpa mu..
Oh bunda...
Meski aku tak bisa bertemu denganmu..
Meski aku tak bisa bercerita pada mu..
Meski aku tak bisa memandangmu...
Aku bisa merasakan...
Kasihmu...
Sayangmu,,,
cintamu...
bunda.... walau kita terpisah...
walau kita jauh...
aku ingin menyampaikan bahwa....
aku sayang bunda.....

aku semakin jadi menangis.. puisi itu,,, puisi ketika aku merindukan mama ku… ketika aku berharap mama ada disampingku ketika aku sedih... tapi ... setelah itu aku melupakan semuanya.... aku melupakan mama..... aku menangis sejadi-jadinya..... hingga aku tak tahu apa-apa lagi...
aku merasa telah hilang, entah berada dimana sekarang... yang ada hanya putih... tiba-tiba..
.....
“ify.... “ sebuah suara sayup-sayup ku dengar....aku mencari kesegala penjuru.. tak ada siapa-siapa...
“sayang........ jangan sedih...“ suara itu lagi... suara yang sayup-sayup ku dengar itu.....
“mama...??“ tanyaku ragu-ragu dengan nada bergetar….. tak ada jawaban..
……
“…..sayang… “ kali ini aku mendengarnya dengan sangat jelas.. dan entah kenapa aku yakin ini suara mama.
“mama.... maafin ify...“
“sayang., kamu g perlu minta maaf...“
“tapi..… tapi ify lupa... ify melupakan mama..“ aku mulai terisak
“enggak sayang…. Kamu g akan bisa melupakan mama….“
“tapi...“...air mataku mengalir deras..... “tapi....... ify sayang mama....dan ify melupakan....“
“jangan menangis ify.... kamu memang seharusnya menyayangi orang yang menyayangi kamu... mama yang selalu merawat kamu, mama yang selalu menjaga kamu, mama yang mengasihi dan menyayangi kamu... “
“mama.....??“ aku masih terisak…
“…mama akan selalu ada di hati kamu sayang... selamanya... tak akan pernah hilang dari hati kamu…dan mama tahu itu.................. mama sayang kamu..............“
Suara itu berlahan menghilang...... aku berusaha mencari-carinya.. “mama……….. mama....“ tapi suara itu tak kunjung muncul..
……….
“ify???“
Suara itu....
“ify.... sayang....“ aku mendengar suara itu...
“sayang…. Bangun… bangun sayang...” mama mengelus-elus kepalaku.. perlahan aku membuka mataku. Aku emlihat kak dayat.. papa... dan mama..
“mama...“ aku mencoba bangkit untuk memeluk mama tapi entah kenapa badanku terasa lemah..
“sudah sayang... kamu jangan bangun dulu... kamu tadi pingsan.. kata dayat kamu belum makan... dan tata dokter tadi kamu kecapean....“ kata mama sambil memberikan air minum kepadaku..
Aku pun kembali berbaring di tempat tidurku... aku sempat melirik meja belajarku.. aku melihat album foto itu ada disitu...
Mama menyuapiku bubur ayam yang baru saja selesai dia masak.. aku menatap wajahnya yang tulus.. wajah wanita yang selalu menyayangiku semenjak aku kecil.... wajah yang selalu merawat dan membesarkanku... aku... aku sayang mama....
“loh kok nangis??? Masih pusing?“ kata mama.. aku hanya menggeleng.
“maaf yah ma.... ify sudah bikin mama khawatir... “mama tersenyum...
“seorang ibu.... pasti akan khawatir kalau anaknya sakit sayang... sudah sekarang kamu makan yah., jangan lagi males makan yah... kalau kamu sakit semuanya akan sedih.... mama akan sedih sayang...“
“iya ma.... ify sayang mama.....“ aku memeluk mamaku... aku melihat album yang masih ada di atas meja belajarku... aku sayang mama.....
******

Mama.... mamaku.. adalah bidadari... yah bidadari yang sangat cantik dan mulia... bidadari yang selalu menyayangiku... dan aku punya dua... aku g akan menyia-nyiakan.. bahkan melupakan salah satu dari keduanya,... aku sayang mama....
27 March 2010
Dedicated for my belove mom...
Love u…
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>the End<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<
Maaf yah kalau kurang apik nulisnya... mohon dimaklumi.. masih perlu banyak belajar.. koment yah..^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar