Pages

Selasa, 01 Februari 2011

Drama of me

“...hidup ini hidup yang penuh bahagia... tetap semangat dan jangan putus asa.. hidup ini hidup yang sangat berarti.. terus berjuang tuk menggapai impian..”

Handphoneku tiba-tiba bernyanyi di kesunyian kamar, dengan sangat malas akhirnya aku membuka pesan yang baru saja aku terima.

“Nilais udah keluar.. enjoy!”

Aku membelalakkan mataku yang tadinya masih setengah terbuka. Aku segera mengambil kacamataku dan dengan secepat kilat menyambar netbook dan modem yang ada di atas buffet di samping tempat tidurku. Ada sedikit rasa takut yang menggelitikku ketika membaca pesan singkat dari Sivia tadi, yah... aku sedikit takut ketika akhirnya kabar itu datang juga.

“SELAMAT DATANG DI SISTEM AKADEMIK UNIVERSITAS TARUMA NEGARA, SILAHKAN LOG IN”

Layar netbookku sekarang telah menampilkan halaman website kampus, sedikit gemetar akhirnya aku menarikan jariku di atas keypad untuk mengisi user id dan password yang biasa aku gunakan untuk masuk ke site sistem akademik. Peluh tiba-tiba membanjiri dahiku ketika loading untuk masuk ke site itu terasa terlalu lama.

“Arrrgh.. sial! Masa sekarang sih kumatnya! Ayolah... aku kan cuma pengen lihat hasilnya! Come on!” Aku menggerutu ketika loading itu gagal, kali ini signal sepertinya tidak bersahabat denganku. Atau mungkin sedang memberikanku pertanda buruk?

Aku menghelakan napasku, mencoba mengusir semua perasaan tak enak yang mulai menyelusup di benakku. Aku tak ingin berburuk sangka sekarang, lagi pula bukankah aku sudah mengikhlaskan semuanya? Aku menarik napasku dalam ketika jari telunjukku menekan keypad enter untuk reload.

“SELAMAT DATANG DI SISTEM AKADEMIK UNIVERSITAS TARUMA NEGARA, SILAHKAN LOG IN”

Akhirnya kalimat pembuka itu kembali hadir di layar netbookku dan tanpa pikir panjang aku kembali log in. “Semoga hasilnya yang terbaik..” aku berdo’a dalam hati sementara jemariku sibuk mengetik nomor induk mahasiswa dan tahun pelajaran untuk membuka KHS onlineku.

NAMA : Alyssa Saufika Umari

NIM : 011038110371

Halaman KHSku mulai muncul, aku masih berdo’a sambil perlahan menyusuri halaman KHS onlineku.

***

“Gimana tadi ujiannya?” aku sedang duduk di kantin dengan segelas es jeruk ketika seseorang menepuk bahuku sambil menodongku dengan pertanyaan yang sedang tak mau ku jawab. Aku hanya mengulas sebuah senyum kecil ke arahnya sambil mengangkat bahuku.

“Loh, kok? Tapi.. soal tadi emang susah sih. Aku aja gak selesai ngerjainnya.” Sivia mulai berceloteh sambil perlahan mengambil posisi duduk di hadapanku. Dia kemudian melambaikan tangannya kepada penjaga kantin dan mulai memesan makanan.

“Eh, fy.. yakin gak sama ujian kali ini?” Sivia kembali mengangkat topik pembicaraan yang tidak aku inginkan ketika dia selesai memesan makanan. Aku menghisap beberapa mililiter es jerukku sebelum akhirnya memilih menjawab pertanyaanya.

“Hm.. yah seperti biasa.” Aku mencoba menanggapinya dengan sangat biasa, meski aku tahu aku merasa tak biasa kali ini.

“Ah, ify mah enak. Hidup selalu dibawa nyantai, gak pernah takut soal nilai jeblok, gak pernah mikirin harus kerja keras buat tamat cepet, gak pernah stres kalau ujian.. ih enak banget yah jadi kamu.” Aku hanya tersenyum mendengar celotehan Via tentang diriku. Ah, apa aku benar seperti itu via?

“Fy, kok bisa sih kamu kayak gitu?” tanya Via.

“Kayak gimana maksudnya?” Aku balik bertanya pada Sivia, meski aku tahu maksud pertanyaannya. Aku hanya ingin menutupi rasa tak enak yang kembali menghampiriku karena sebetulnya aku tak pernah sesantai yang dia kira.

“Yah, kok bisa nyantai?”

“Mungkin udah dari sananya kali.. lagipula aku malas mikirinnya..” Aku mengangkat bahuku sambil tersenyum jahil.

“Kamu sih, apa-apa malas. Gimana mau maju negara ini kalau semua anak mudanya malas kayak kamu?”

“Yee... itu makanya ada kamu via, kalau semua anak muda pada malas kayak aku.. kan kamu yang jadi presiden. Yah harusnya ucapin terima kasih dong sama aku.” Sivia malah mencibirku karena jawaban super ngasal yang aku berikan, tapi toh akirnya kami bisa tertawa bersama.

***

Sivia_azizah : “Gimana nilainya?”

Tiba-tiba jendela YM hadir menghiasi layar dan menunjukkan sebuah pesan dari Sivia ketika aku baru saja sampai pada judul KHS-ku.

Alyssa_fy :“Sabar bu... baru online. Nilaimu gimana?”

Sivia_azizah : “Alhamdulillah, bagus. Wish you luck. :)”

Aku menutup jendela YM dan kembali ke halaman KHS-ku, mataku sedikit membulat metika hasil itu akhirnya benar-benar kutatap dengan mataku sendiri. Aku memejamkan mataku sesaat, sekedar untuk menetralisir gejolak yang hadir seketika di hatiku. Ini sesuai perkiraanku..

***

“Pa, maaf yah kalau semester ini agak nurun nilainya..” Aku memberanikan diri untuk buka suara ketika papa menanyakan bagaimana ujianku hari ini. Kulihat dahi papa sedikit berkerut mendengar jawabanku. Sebenarnya ini jawaban klasik yang selalu aku berikan setiap selesai ujian tapi kali ini mungkin nada biacara atau tatapan mataku memang sedikit berbeda.

“Kenapa?”

Sebuah kata tanya yang paling susah dijawab itu akhirnya meluncur dari bibir papa. Ini aneh, biasanya papa akan dengan santai tersenyum dan berkata “tidak apa-apa”. Aku memutar otak untuk mencari jawaban dari sebuah kata “kenapa?” dan nyatanya aku tak menemukan jawaban yang benar-benar bisa menjelaskan semuanya selain...

“yah... mungkin karena hanya seperti itulah kemampuanku.”

***

Alyssa_fy : “ASEP aku dapat nilai C. ”

Dengan pasti aku mengirim pesan itu di YM kepada Sivia, yah sekedar untuk membuatnya tenang atau sedikit berbagi tentang rasa yang mulai menyesakkan dada.

Sivia_azizah : “loh, kok bisa?”

Alyssa_fy : “bisa dong... yah gak papalah aku ikhlas kok. Toh aku gak selesai pas ujian. Kamu apa? Dapet A yah? selamat yah.”

Sivia_azizah : “iya alhamdulillah,.. Semoga yang lain bagus yah. : )”

Alyssa_fy : “iya”.

Aku kembali memberanikan diri menggulir halaman KHS-ku hingga nilai-nilai matakuliah lain bisa kulihat dengan jelas. Waktu terasa berhenti seketika, beberapa tetes peluh menetes dengan damai dari dahiku tanpa sedikitpun aku menghapusnya, hingga bercampur titik-titik air mata yang mengalir perlahan dan terjatuh di sisi wajahku.

Sivia_azizah : “nilai yang lain gimana? Udah dilihat?”

Tampilan YM kembali menyapa di layar netbookku, tapi aku terlanjur tenggelam dalam waktu yang berhenti, terkubur dalam bumi yang berhenti berputar, dan hanyut dalam lautan air mata yang membawaku pergi jauh.

***

Aku menundukkuan kepalaku sambil duduk menatapi kakiku yang bergerak bebas di dalam air sungai yang mengalir di bawahku.

“Ah... kenapa harus begitu hancur hanya karena aku tak yakin dengan hasil ujian itu? Bukankah aku sendiri yang menyebabkan semua ini.. “

Aku berbicara pada bayangan wajahku yang kemudian tercermin di air sungai yang tadi sempat ku kacaukan arusnya dengan kakiku. Aku menatapi diriku dari balik air, kulihat sebuah gambaran wajah kusut dan tak bercahanya sedang cemberut di sana.

“Hey.. ayolah, dunia tidak berakhir hanya karena nilaimu nanti akan mengecewakan. Ini hanya ujian penuh makna yang harus kamu lewati. Lalu, bagaimana mungkin kamu akan melewatinya dengan wajah seperti itu? Kamu harus melewatinya dengan baik.. karena inilah ujian sesungguhnya. Ayo tersenyumlah dan tunjukkanlah wajah berserimu padaku, agar aku pun bisa kuat melewatinya bersamamu.”

***

Detik kembali bergerak di sekitarku dan aku merasakan diriku perlahan kembali. Ku hirup dalam udara yang ada di sekitarku dan perlahan membiarkannya lepas, seperti melepas sebuah beban yang terasa menghimpitku, lalu perlahan aku membiarkan jariku mulai menari-nari.

Alyssa_fy : “hasilnya jelek.. IP-ku bawah tiga. Tapi gak papa kok. Oh ya, selamat yah nilainya bagus.”

Sivia_azizah : “haduh? Serius? Kok bisa? Makasih.”

Alyssa_fy : “iya. Aku off yah... sekali lagi selamat. you’re the best. :)”

Aku menutup jendela YM-ku sambil menahan perih yang tiba-tiba terasa begitu menyakitkan. Bukan karena aku iri pada Sivia, bukan. Hanya saja kecewa tiba-tiba menyelimutiku lewat rasa yang begitu gelap dan aku hanya takut tak sanggup bertahan hingga tak bisa mengakhiri percakapan ini dengan indah. Aku tak ingin merusak kebahagian yang sedang dirasakan oleh sahabatku, tapi aku tahu... aku mungkin tak sekuat itu untuk terus merayakan kebahagiannya di atas kehancuranku sendiri.

Aku terduduk lemas menatapi layar netbook yang telah kumatikan, tak ada apa-apa di sana kecuali layar hitam yang tiba-tiba menghadirkan bayang-bayang kejadian selama satu semester yang telah ku lewati.

Aku terdiam menatapi satu persatu adegan yang tampil di sana, aku yang tengah tertidur di kelas, aku yang sedang mengobrol selama jam pelajaran, aku sedang mengambar bebas selama dosen memberi penjelasan, aku sedang asik dengan handphoneku di saat aku merasa bosan bahkan adegan aku dengan malas mengerjakan tugas di subuh hari yang berakhir dengan tugas yang tak selesai dan tak ku kumpulkan.. semuanya kembali menari-nari berputar di layar netbookku. Aku menghelakan napasku, mengurut dadaku yang mulai terasa kembali sesak serta akhirnya menghapus air mata yang kembali membanjir di pipiku.

“Tak ada gunanya aku menyesalinya sekarang.. toh, tidak akan merubah hasil yang aku dapatkan. Ini semua kesalahanku dan tugasku selanjutnya adalah memperbaikinya,..”

Aku meraih handphoneku, membiarkan jempolku lincah mengetik sebuah “pengingat” yang akan selalu aku ingat untuk sekarang... dan mungkin untuk selamanya.

...”inilah ujian sesungguhnya, apa kau akan terus mengulangi kesalahan yang sama.. atau bangkit untuk mengalahkan dirmu sendiri agar bisa menjadi lebih baik”..

**** the end****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar