aku menundukkan kepalaku, menghelakan napasku mencoba mencari refleksi diriku dalam tiap helaan napas yang aku rasa berat. Sekilas ku lirik kalender digital yang ada di ujung desktop notebook ku,.. ku picingkan mata pada layar laptop yang masih menampilkan halaman yang paling sering aku lihat. Saat itu juga aku merasa jenuh dengan semua yang telah aku lakukan selama ini... aku merasa bersalah... aku merasa berdosa...
hari ini... 28 oktober, sebuah tanggal paling bersejarah bagi pemuda dan pemudi Indonesia... tapi bagiku, sebelum aku melirik kalender dan menyadari semuanya ini... tanggal itu hanya tanggal yang tak berarti apa-apa...
aku... seorang yang apatis... selfminded..
ketika kemarin bencana melanda negriku, aku masih asik dengan duniaku.. masih asik dengan semua kesia-siaan yang aku kerjakan untuk diriku sendiri.
ketika saudara-saudaraku panik ketika harus mengungsi dari rumah mereka karena letusan merapi, aku memilih tidur dengan pulas di kost ku tanpa rasa beban
ketika saudara-saudaraku menangis kehilangan saudaranya, kehilangan semua harta benda, kehilangan kebahagiaan karena bencana alam yang tak pernah mereka minta.. aku malah memohon agar aku jatuh sakit, hanya karena ingin diperhatikan..
oh... betapa aku bukan sosok yang sempurna.. tak usah ku bandingkan diriku dengan kepedulian terhadap saudara-saudaraku di tempat yang jauh.
aku melihat diriku sendiri sebagai seorang yang egois diantara sahabat-sahabatku yang tulus kepadaku.
aku tak menyempatkan diriku menjenguk sahabatku, phia, yang sakit... padahal ketika aku sakit dia bersama sahabat-sahabatku rela menjengukku hingga mereka terpaksa pulang kesorean dari kampus..
aku tak menyempatkan diriku ikut berpartisipasi pada penggalangan dana untuk saudara-saudaraku yang membutuhkan. Padahal ajakan teman-teman sudah ada, tempatnya pun tak jauh dari kost ku.. tapi lagi-lagi aku egois.
aku kira aku akan sakit, aku tak sanggup berpanas-panas ria di jalan untuk menggalang dana di masyarakat.
ah.... aku memang selfminded.
aku selalu memikirkan diriku sendiri,. di dalam pikiranku hanya ada aku.
lalu... mengapa sekarang aku tak berani mengangkat wajahku?
hatiku yang memaksanya...
hatiku malu, sangat malu..
bagaimana aku bisa bangga mengaku sebagai muslimah di hadapan Allah... lalu bagaimana aku bisa bangga mengaku sebagai pemudi Indonesia di hadapan semua saudara-saudaraku??
aku kembali menundukkan kepalaku.. menyesali setiap titik kesalahan yang telah aku buat, yang mungkin terlalu banyak..
aku dan selfminded....
ku harap aku tak seperti ini lagi kelak.
aku adalah muslimah dan pemudi Indonesia..
maka harusnya tak adalagi aku dan seftminded....
yang harus ada hanyalah....
aku dan semuanya..
*28 oktober 2010..
refleksi diri di hari Sumpah pemuda..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar