Pages

Selasa, 22 November 2011

Andai...

Aku pernah membayangkan banyak cerita. Cerita tentang kita, cerita yang dimulai dengan satu kata... "Andai".

Andai, andai saja aku dan kamu bertemu di satu waktu yang berbeda. Mungkin akan lebih baik bagi kita untuk bertemu ketika kita belum punya orang lain di masa lalu masing-masing. Kita tak perlu saling merasa menyakiti dan tersakiti oleh kenangan masa lalu.

Andai, andai saja aku dan kamu bertemu di tempat berbeda. Aku yakin kita tak perlu menjadi seperti sekarang. Kita tak perlu sembunyi atau saling menghindar untuk tetap bertahan. Kita tak perlu sakit dengan berjalan di tempat yang sama.

Andai, andai saja aku dan kamu tak bisa menulis dan bicara, atau mungkin buta dan tak bisa mendengar. Kita tak perlu berpura-pura menutup mata, berpura-pura tak mendengar, dan berpura-pura tak bisa membaca untuk menghindari semua pertengkaran dan kesalahpahaman.

Andai, andai saja aku dan kamu bisa saling membaca pikiran, bisa saling mendengarkan suara hati, bisa saling merasakan rasa sakit. Mungkin kita tak perlu berbohong, tak perlu berpura-pura, tak perlu saling menyakiti.

Andai, andai saja aku dan kamu tak pernah bertemu... tak pernah bersama... tak pernah berpisah...

Andai...
Andai ada seribu cerita berbeda tentang kita, semua cerita itu tak berarti karena diawali oleh satu kata "Andai". Karena aku dan kamu nyatanya tak pernah sekalipun menyebutkan kata andai itu meski hanya satu kalimat pendek yang mungkin akan membuat cerita baru tentang kita.. "Andai kita bisa kembali bersama".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar