Pages

Sabtu, 26 November 2011

... when you try to focus on something, you will forget everything that's not necessary for you...

so, if your heart is broken just because someone who's not necessary to remember, the best thing that you can do is just try to focus on your script! it's work! trust me.. :)

Selasa, 22 November 2011

Tak lupa dan tak melupakan... hanya saja..

Aku tak pernah lupa... juga tak pernah melupakan. Hanya saja...
ah, mungkin tak akan pernah pantas aku mengatakan alasan untuk semua sikapku. tak ada gunanya dan tak akan bisa mengubah apapun yang orang pikirkan tentangku.

Tak apa, karena aku terlanjur tak peduli dengan semua anggapan orang. Tak apa, karena aku sudah terlanjur tak ingin merasakan sakit hati atas segala tuduhan. Tak apa, karena aku tetap akan merasa bersalah meski aku bisa menjelaskannya.

Tapi aku hanya ingin mengatakannya, mengatakan bahwa aku tak pernah akan lupa dan melupakan. Hanya saja.... yah, hanya saja aku sadar aku tak bisa membuat semuanya seperti awal lagi.

Andai...

Aku pernah membayangkan banyak cerita. Cerita tentang kita, cerita yang dimulai dengan satu kata... "Andai".

Andai, andai saja aku dan kamu bertemu di satu waktu yang berbeda. Mungkin akan lebih baik bagi kita untuk bertemu ketika kita belum punya orang lain di masa lalu masing-masing. Kita tak perlu saling merasa menyakiti dan tersakiti oleh kenangan masa lalu.

Andai, andai saja aku dan kamu bertemu di tempat berbeda. Aku yakin kita tak perlu menjadi seperti sekarang. Kita tak perlu sembunyi atau saling menghindar untuk tetap bertahan. Kita tak perlu sakit dengan berjalan di tempat yang sama.

Andai, andai saja aku dan kamu tak bisa menulis dan bicara, atau mungkin buta dan tak bisa mendengar. Kita tak perlu berpura-pura menutup mata, berpura-pura tak mendengar, dan berpura-pura tak bisa membaca untuk menghindari semua pertengkaran dan kesalahpahaman.

Andai, andai saja aku dan kamu bisa saling membaca pikiran, bisa saling mendengarkan suara hati, bisa saling merasakan rasa sakit. Mungkin kita tak perlu berbohong, tak perlu berpura-pura, tak perlu saling menyakiti.

Andai, andai saja aku dan kamu tak pernah bertemu... tak pernah bersama... tak pernah berpisah...

Andai...
Andai ada seribu cerita berbeda tentang kita, semua cerita itu tak berarti karena diawali oleh satu kata "Andai". Karena aku dan kamu nyatanya tak pernah sekalipun menyebutkan kata andai itu meski hanya satu kalimat pendek yang mungkin akan membuat cerita baru tentang kita.. "Andai kita bisa kembali bersama".

Kamis, 12 Mei 2011

Kertas Warna

aku tak tahu bagaimana mulanya

kau tahu, itu hanya selembar kertas putih pada awalnya

lalu tergores oleh sebuah pena warna

kemudian terwarnai oleh tinta-tinta yang entah datang dari mana

dan itu terlihat tidak seperti kertas putih seperti awalnya



kau bisa lihat gambar abstrak mulai memenuhi halamannya

garis-garis asimetriis mulai membelahnya

titik-titik memberinya tampilan tana rasa

dan tinta-tinta tersebar tak merata

dengan warna tanpa karsa



ah, aku ingin sekali merematnya

mengubahnya menjadi sebuah bola yang akan segera ku lembar ketempat sampah

aku bahkan ingin sekali merobeknya



bagiku kertas itu begitu kotor, begitu tak berharga

dan aku mulai menyesali diri atas setiap garis, titik dan warna yang aku torehkan di sana.



tapi jemariku tak sanggup meraihnya,

tak sanggup menghancurkannya

kau tahu kenapa?



karena aku hanya punya satu kertas

yah itulah sat-satunya kertas yang aku punya.

dan, aku tak akan bisa membuatnya kembali menjadi putih seperti semula.



hanya menatapiinya,

hanya bisa menyusuri kembali setiap goresan dan tinta yang telah menempel di sana

hanya bisa merana...



ah, bagaimana mungkin ini berakhir begitu saja?

apa aku harus sekalian mencelupkan kertas ini ke tinta agar warnanya hitam saja?



tidakkah akan terlihat lebih baik begitu saja?

setidaknya kertas itu tidak akan terlihat begitu menyedihkan dan seperti sampah.



tapi, untuk apa memiliki selembar kertas hitam?

bukankah di atas kertas hitam kau tak bisa melihat warna-warna yang indah dari tinta?

lalu buat apa?

aku yakin aku akan jadi lebih merana..



garis, titik dan torehan tinta itu masih melekat di sana

dan mataku hanya bisa kembali terpaku ada mereka



lalu pikiranku mulai berubah arah..



ah, mungkin ini tidak terlalu buruk,

mungkin aku masih bisa memperbaikinya.

mungkin nanti aku bisa menghasilkan sebuah gambar utuh yang lebih baik

bahkan mungkin akan menjadi sebuah masterpiece yang indah..



yah, aku hanya punya satu kertas

maka aku tak bisa membuangnya, merusaknya, apalagi mencoba untuk menghancurkannya.



aku hanya butuh lebih banyak garis, lebih banyak titik dan lebih banyak tinta untuk memberi warna

hingga nanti kertasku berubah warna

hingga akhir kertasku menjadi indah...

Senin, 28 Maret 2011

Satu Mimpi Tentang Cinta

Satu Mimpi Tentang Cinta

Satu ruang di bumi, begitu sepi dan tak berpenghuni. Perlahan langkahku terhenti, menatap ruang itu dalam sunyi karena kenangan itu tak pernah mati. Perlahan kususuri kembali, setiap ruang dan memori.

*****

Setangkai tulip merah itu kini menghiasi hari-hariku. Tulip itu memang bukan tulip asli, hanya sebuah tiruan yang terbuat dari kayu tapi itu sebagai tanda kamu ingin tulip itu tak pernah layu.

“You can open your eyes.” perlahan aku membuka mataku, kulihat kamu sudah tersenyum dengan setangkai tulip yang ada di tanganmu.

“Just for you..” kini kamu memberikan bunga itu kepadaku, setangkai tulip merah dengan kelopaknya yang sempurna, begitu anggun dan mempesona.

“Untuk cintaku yang sempurna.. Maaf tulip ini tak sempurna, ini bukan tulip asli. Aku hanya ingin kamu memiliki tulip yang tak pernah layu dan mati, sebagai tanda cintaku yang tak akan pernah mati.” Tiba-tiba ribuan kupu-kupu terasa memenuhi dadaku, ini terlalu sempurna untuk sebuah mimpi.

“Thank you, thank you so much. Terima kasih untuk semua ini.” Air mataku tak terbendung lagi, dia jatuh begitu saja, bukan sebagai tanda kesedihan tapi sebuah tanda kebahagiaan.

“Hei, ayolah jangan menangis seperti ini. Aku melakukan semua ini bukan untuk melihat air matamu mengalir, aku hanya ingin melihat senyummu yang bersemi.”

*****

Memilikimu adalah hal terindah dalam hidupku. Hanya dengan melihatmu aku rasa sudah seperti berada di surga. Senyum tulusmu yang membuat hatiku berbunga-bunga, mata indahmu yang membuat hariku cerah, suaramu yang mengalun menerbitkan asa, serta cintamu yang terlalu indah. Sungguh, aku rasa aku bisa gila bila kamu tak ada.

“Apa kabarmu sayang?” sebuah kecupan menghapus semua gundah, begitu menentramkan dan memperkuat rasa.

“Sayang, bagaimana kalau kita pergi berkeliling dunia? Bukankah itu adalah salah satu mimpimu?” aku hanya bisa menatapmu dengan sebuah senyum yang tak pernah ingin pergi dari wajahku.

“Aku tahu mungkin kamu kira itu tak bisa lagi sekarang. Tapi tenanglah, aku sudah membawakan dunia untuk kita kelilingi sekarang.”

Sebuah globe kecil yang indah itu keluar begitu saja di kedua tanganmu, sungguh itu benar-benar terlihat seperti kamu menggenggam dunia dan mempersembahkannya untukku. Aku mungkin adalah wanita paling bahagia karena memilikimu.

“Sekarang, kita bahkan bisa mengelilingi dunia setiap kali kita mau. Ayo sayang, kita mulai dari mana?” kamu mendekatkan globe itu kepadaku, menyuruhku memilih satu tempat dengan jemariku. Aku hanya bisa tersenyum dengan tingkah lakumu yang begitu lucu, jemariku mulai memutar-mutar globe dan akhirnya mendaratkan jari telunjukku di sebuah kepulauan yang terlihat indah.

“Hm.. okay, mari kita mulai dari sini. Dari rumah kita, Indonesia. Bagaimana kalau selanjutnya kita terbang ke Jepang? Kita tak perlu takut akan kena radiasi nuklir sekarang, kita bisa ke sana dengan aman.” Kamu mengambil jari telunjukku dan mendekatkannya ke Jepang.

“Aku tahu kamu suka Jepang, kamu juga suka sakura maka sekarang aku memberikannya untukmu.” Kamu mengambil sesuatu dari saku kemejamu.

“Untuk cintaku yang tulus. Kamu tak usah khawatir tentang bunga sakura yang akan gugur dalam satu minggu, karena sakuraku ini tak akan gugur. Tidak akan gugur..” sebuah replika bunga sakura dalam botol kecil itu terlihat begitu indah. Kamu, bagaimana bisa kamu membuat aku begitu bahagia, terlalu bahagia.

*****

Bunga sakura dan tulip itu kini mewarnai hari-hariku, begitu indah di sudut ruang tidurku. Sebagai tanda cintamu, sebagai tanda ketulusanmu. Bagaimana bisa aku membalas cintamu yang begitu indah ini?

“Sayang, aku tidak meminta apapun darimu. Aku hanya meminta kamu tetap ada di sisiku. Hanya itu. Karena, tak ada lagi yang aku inginkan selain bahagia bersamamu. Jadi kumohon bertahanlah untukku.” Aku mendengar suaramu dalam mimpi panjangku, sungguh aku ingin berteriak saat itu juga bahwa akupun ingin terus bersamamu.

Perlahan aku membuka mataku, mendapati kamu tengah menggenggam tanganku dengan aliran air mata di kedua pipimu.

“Terima kasih sayang, terima kasih untuk tidak meninggalkanku.” Ada apa ini? Kamu terlihat begitu bahagia hanya karena aku bangun dari tidurku. Apakah aku harus terus terjaga agar kamu tak perlu menangis seperti ini?

“Sayang, berjanjilah kamu tak akan meninggalkanku.” Suaramu terdengar begitu memohon dan aku tak sanggup mengatakan lebih kecuali sebuah anggukan kecil dan senyuman tipis. Aku janji, selama Allah masih memberikan aku kehidupan aku tak akan menyerah untuk bertahan.

“Semoga Allah memberikan kamu kesembuhan. Semoga Allah menjaga cinta kita..”

Aku hanya bisa mengamini do’amu dalam hati. Sungguh do’aku tak pernah putus untuk kamu, untuk kita..

*****

Aku mencintaimu karena Allah dan begitu pula cintamu kepadaku. Maka, biarlah Allah yang menjaga cinta kita karena sesungguhnya Dialah sebaik-baiknya penjaga.

“Sayang aku mencintaimu..” perlahan bibirku yang keluh mulai bisa mengeluarkan suara, meski terdengar begitu lemah tapi aku cukup bahagia bisa mengatakannya. Karena, sungguh hatiku sedih ketika aku begitu lemah hingga tak berdaya meski untuk mengucapkan satu kata cinta.

“Aku juga mencintaimu sayang.” kamu tersenyum dan matamu terlihat mulai berkaca-kaca. Tanganmu menggenggam tanganku erat lalu melepaskan genggaman itu dengan enggan di pintu ruangan operasi. Lewat sebuah senyuman tulus kamu memberikan kepadaku banyak cinta. Kini, kita hanya bisa menyerahkan semuanya kepada pemilik Cinta, apakah Dia mengizinkan kita terus merayakan cinta di dunia atau menundanya untuk perayaan cinta yang lebih indah di sisi-Nya.

*****

Perlahan aku menuju meja di sudut ruangan itu, sebuah bunga tulip dan replika sakura masih setia tersimpan rapi di sana. Perlahan kuraih mereka dan kupeluk erat, sekedar untuk kembali merasakan cintamu yang begitu sempurna dan tulus.

“Sayang, ayo kita berangkat. Kita akan berkeliling dunia hari ini, meski mungkin kita tak bisa melihat sakura langsung tapi setidaknya kita masih bisa memetik tulip di Belanda..” Kamu tiba-tiba masuk dan memelukku dari belakang. Aku tersenyum kepadamu, menatapi wajahmu yang terlihat lebih indah meski kita terlihat sama pucatnya.

“Kamu terlihat begitu pucat sayang, tidakkah sebaiknya kita batalkan saja rencana ini?”

“Hei.. sekarang ini bukan hanya mimpimu. Ini mimpi kita, mari kita rayakan cinta dan terus mengambil hikmah dari dunia.” Kamu kembali tersenyum menggodaku, tapi sungguh aku tak bisa membohongi diriku bahwa kamu terlihat berbeda setelah operasi itu. Aku tahu aku telah membuatmu lemah.

“Maaf telah membuatmu seperti ini, maaf telah mengambil satu ginjalmu.” Aku menunduk dan menyesali diriku. Istri macam apa aku yang tega mengambil satu ginjal suaminya? Membuat suaminya tampak pucat dan lemah seperti ini.

“Aku malah sangat bahagia. Karena, sekarang aku telah memberikan yang terbaik yang bisa aku berikan. Kini kita benar-benar telah menyatu karena salah satu bagian diriku terus berada pada dirimu, itu artinya kamu tak akan meninggalkanku.”

Aku memelukmu erat begitu erat hingga aku yakin kita tak akan pernah terpisahkan. Allah telah memberikan satu lagi kesempatan untuk kita tetap bersama, untuk kita merayakan cinta.

“Sayang, aku belum mengatakan kepadamu bahwa satu lagi mimpimu sudah tercapai.”

“Kali ini apa lagi itu? Kamu merampok buku catatan mimpiku dan mewujudkannya satu persatu. Bagaimana mungkin aku bisa membalasmu?”

“Sebuah rumah sakit gratis sudah terbangun atas namamu. Ah, mewujudkan mimpi-mimpimu adalah sama seperti mewujudkan mimpiku sendiri. Aku tidak meminta apapun untuk kamu membalasku, hanya terus berada di sisiku untuk membuatku bahagia adalah satu-satunya yang aku minta. Jadi, mari kita terus merayakan cinta.” aku mengangguk mantap dan kembali memelukmu. Sungguh aku tak akan menolak, tak akan pernah menolak untuk bersamamu karena kamu adalah cintaku. Mari kita merayakan cinta bersama.

Aku tak pernah menyangka akan memilikimu cinta..

Sebuah cinta yang begitu indah

Hanya lewat do’a kecil kepada Maha Pemilik Cinta

Kamu hadir dan memberi warna..

Jadi mari merayakan cinta

Atas cinta kepada Pemilik Cinta...

*****the end*****