aku tak tahu bagaimana mulanya
kau tahu, itu hanya selembar kertas putih pada awalnya
lalu tergores oleh sebuah pena warna
kemudian terwarnai oleh tinta-tinta yang entah datang dari mana
dan itu terlihat tidak seperti kertas putih seperti awalnya
kau bisa lihat gambar abstrak mulai memenuhi halamannya
garis-garis asimetriis mulai membelahnya
titik-titik memberinya tampilan tana rasa
dan tinta-tinta tersebar tak merata
dengan warna tanpa karsa
ah, aku ingin sekali merematnya
mengubahnya menjadi sebuah bola yang akan segera ku lembar ketempat sampah
aku bahkan ingin sekali merobeknya
bagiku kertas itu begitu kotor, begitu tak berharga
dan aku mulai menyesali diri atas setiap garis, titik dan warna yang aku torehkan di sana.
tapi jemariku tak sanggup meraihnya,
tak sanggup menghancurkannya
kau tahu kenapa?
karena aku hanya punya satu kertas
yah itulah sat-satunya kertas yang aku punya.
dan, aku tak akan bisa membuatnya kembali menjadi putih seperti semula.
hanya menatapiinya,
hanya bisa menyusuri kembali setiap goresan dan tinta yang telah menempel di sana
hanya bisa merana...
ah, bagaimana mungkin ini berakhir begitu saja?
apa aku harus sekalian mencelupkan kertas ini ke tinta agar warnanya hitam saja?
tidakkah akan terlihat lebih baik begitu saja?
setidaknya kertas itu tidak akan terlihat begitu menyedihkan dan seperti sampah.
tapi, untuk apa memiliki selembar kertas hitam?
bukankah di atas kertas hitam kau tak bisa melihat warna-warna yang indah dari tinta?
lalu buat apa?
aku yakin aku akan jadi lebih merana..
garis, titik dan torehan tinta itu masih melekat di sana
dan mataku hanya bisa kembali terpaku ada mereka
lalu pikiranku mulai berubah arah..
ah, mungkin ini tidak terlalu buruk,
mungkin aku masih bisa memperbaikinya.
mungkin nanti aku bisa menghasilkan sebuah gambar utuh yang lebih baik
bahkan mungkin akan menjadi sebuah masterpiece yang indah..
yah, aku hanya punya satu kertas
maka aku tak bisa membuangnya, merusaknya, apalagi mencoba untuk menghancurkannya.
aku hanya butuh lebih banyak garis, lebih banyak titik dan lebih banyak tinta untuk memberi warna
hingga nanti kertasku berubah warna
hingga akhir kertasku menjadi indah...
kau tahu, itu hanya selembar kertas putih pada awalnya
lalu tergores oleh sebuah pena warna
kemudian terwarnai oleh tinta-tinta yang entah datang dari mana
dan itu terlihat tidak seperti kertas putih seperti awalnya
kau bisa lihat gambar abstrak mulai memenuhi halamannya
garis-garis asimetriis mulai membelahnya
titik-titik memberinya tampilan tana rasa
dan tinta-tinta tersebar tak merata
dengan warna tanpa karsa
ah, aku ingin sekali merematnya
mengubahnya menjadi sebuah bola yang akan segera ku lembar ketempat sampah
aku bahkan ingin sekali merobeknya
bagiku kertas itu begitu kotor, begitu tak berharga
dan aku mulai menyesali diri atas setiap garis, titik dan warna yang aku torehkan di sana.
tapi jemariku tak sanggup meraihnya,
tak sanggup menghancurkannya
kau tahu kenapa?
karena aku hanya punya satu kertas
yah itulah sat-satunya kertas yang aku punya.
dan, aku tak akan bisa membuatnya kembali menjadi putih seperti semula.
hanya menatapiinya,
hanya bisa menyusuri kembali setiap goresan dan tinta yang telah menempel di sana
hanya bisa merana...
ah, bagaimana mungkin ini berakhir begitu saja?
apa aku harus sekalian mencelupkan kertas ini ke tinta agar warnanya hitam saja?
tidakkah akan terlihat lebih baik begitu saja?
setidaknya kertas itu tidak akan terlihat begitu menyedihkan dan seperti sampah.
tapi, untuk apa memiliki selembar kertas hitam?
bukankah di atas kertas hitam kau tak bisa melihat warna-warna yang indah dari tinta?
lalu buat apa?
aku yakin aku akan jadi lebih merana..
garis, titik dan torehan tinta itu masih melekat di sana
dan mataku hanya bisa kembali terpaku ada mereka
lalu pikiranku mulai berubah arah..
ah, mungkin ini tidak terlalu buruk,
mungkin aku masih bisa memperbaikinya.
mungkin nanti aku bisa menghasilkan sebuah gambar utuh yang lebih baik
bahkan mungkin akan menjadi sebuah masterpiece yang indah..
yah, aku hanya punya satu kertas
maka aku tak bisa membuangnya, merusaknya, apalagi mencoba untuk menghancurkannya.
aku hanya butuh lebih banyak garis, lebih banyak titik dan lebih banyak tinta untuk memberi warna
hingga nanti kertasku berubah warna
hingga akhir kertasku menjadi indah...
keren kak ;)
BalasHapus